By:
Annisa Puspita
Written by me on Mei 27th 2014
06.32 WIB, Wisma Fio Bogor
Subuh
ini, aku terbangun dari tidurku. Membuka mata perlahan dan menatap ke arah jam
dinding, pukul 03.22. Mengumpulkan nyawa sejenak kemudian bergegas bangkit dari
kasur empuk yang aku rasa ada magnet di dalamnya. Mengambil air wudhu, berniat
untuk sholat tahajud dan istikharah. Agar semua kegalauanku sedikit demi
sedikit berkurang. Memohon petunjuk terbaik dari Yang Maha Kuasa dan meminta
kemudahan untuk segala urusan di depan sana. Kegalauan itu, ya biasa lah
kegalauan mahasiswa yang baru saja lulus dan menyandang predikat sarjana.
Setelah lulus akan kemana? Melanjutkan pendidikan ke jenjang S2 atau mencoba
pengalaman baru yang lebih aplikatif, dunia kerja? Atau mungkin punya rencana
lain, seperti menikah misalnya? HAHA. Tapi fyi, di setiap doaku selalu ku
selipkan tentang satu hal ini. Agar kelak dapat menjalankan pernikahan yang
diridhoi Allah swt. Bahagia dan sukses dunia akhirat. Aminn.
Oke
back to beginning. Sebenarnya apa
yang kita cari dalam hidup ini? Apa tujuan hidup kita? Mungkin setidaknya dapat
menjadi langkah awal dalam menemukan solusi kegalauanku tadi. Tujuan hidup di
dunia sih ingin masuk surga. General sih. Tapi, bukankah itu memang cita-cita
setiap manusia beriman yang hidup di dunia? Oke, zaman masuk organisasi di
perkuliahan dulu, sempat ada games
dimana kita disuruh untuk membuat planning
hidup kita dalam jangka pendek maupun jangka panjang. 5 tahun ke depan dan 10
tahun yang akan datang. Secara garis besar, seingatku aku membuat urutan-urutan
seperti ini. Kuliah, lulus, kerja, S2, menikah, punya anak, punya bisnis,
bahagiakan orang tua, membangun sesuatu yang bermanfaat buat sesama, naik haji,
masuk surga. Bagus banget ya? Hihihi. Tapi kan gapapa ya, karena semoga planning itu akan menjadi doa. Aminn.
Nah, berdasarkan urutan planning tadi,
sepertinya mulai terjawab. Aku akan melanjutkan kerja setelah lulus sarjana.
Tapi tetap saja, banyak faktor eksternal dan pertimbangan-pertimbangan yang
menjadi plus minus dalam memilih kerja dulu atau lanjut S2.
Aku
coba paparkan plus minusnya menurutku.
Lanjut
S2
Plus:
Bagaimanapun itu, melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi akan
memberikan citra yang baik. Buat diri sendiri ataupun keluarga. Melanjutkan S2
di dalam negeri maupun luar negeri pastinya akan menambah ilmu kita terutama
dalam hal teoritis, meskipun pasti akan tetap ada ilmu yang berbau aplikatif.
Menambah teman baru. Perlu diingat juga, kebanyakan mahasiswa S2 tidak hanya
orang yang baru saja lulus sarjana, tetapi ada bervariasi profesi khususnya
orang-orang yang telah bekerja atau telah menikah. Dalam jenjang S2 tidak ada
yang namanya senioritas meskipun dalam berbagai usia, semua diperlakukan sama.
Yaitu sama-sama menyandang predikat mahasiswa S2. Dengan bervariasinya profesi
tersebut akan memberikan manfaat juga untuk kita dalam hal transfer ilmu, sharing dunia kerja, atau dunia setelah
berumah tangga. Hihihi. Nantinya akan menjadi bekal dan persiapan untuk kita.
Dengan melanjutkan pendidikan S2, kita bisa lebih fokus pada ilmu yang ingin
kita terapkan, mendapatkan pengetahuan yang lebih dalam tentang bidang
tersebut. Sehingga orang-orang yang ingin menjadi ahli dalam bidang tertentu,
seperti dosen, psikolog, notaris, adalah langkah yang sangat tepat untuk
melanjutkan pendidikan S2.
Minus:
Perkiraan waktu S2 adalah lebih kurang 2 tahun, sehingga hal ini berarti kita
harus menunda 2 tahun untuk memiliki pengalaman kerja, memasuki dunia yang
lebih luas dari sekedar teori di perkuliahan. Teman-teman seumuran kita yang
lebih memilih untuk bekerja, akan lebih dulu mendapatkan pengalaman kerja yang sejatinya
banyak dijadikan prasyarat atau sekedar menjadi nilai tambah untuk melamar di
perusahaan-perusahaan ternama. Sedangkan kita yang sudah meraih gelar magister
tetapi tidak ada pengalaman, terlebih lagi tidak memiliki skill khusus, bisa saja akan kalah di medan perang pencarian kerja.
Karena saat ini, ada perusahaan yang tidak memprioritaskan gelar, melainkan skill dalam bekerja. Faktanya, dunia
kerja akan memiliki hal-hal yang berbeda dari teori yang selama ini kita
dapatkan. Akan ada ilmu-ilmu baru yang tentunya lebih aplikatif dan mengasah
keterampilan. Khususnya dalam hal bersosialisasi, bekerja sama dalam tim,
mengambil keputusan, melatih mental dan fisik juga.
Kerja
Plus:
Pengalaman kerja! Aku rasa ini adalah satu hal yang dicari-cari lebih dari
sekedar ilmu teoritis saja. Karena pengalaman kerja memiliki makna yang lebih
luas, di dunia kerja juga kita akan mendapatkan banyak ilmu. Karena ilmu itu
bisa diperoleh dari mana saja, tidak hanya di bangku sekolah atau perkuliahan.
Bekerja membuat kita berpikir lebih matang dan dewasa, bertemu dengan
orang-orang baru, belajar bersosialisasi dengan baik, belajar untuk
menganalisis dan mencari solusi dari sebuah permasalahan.
Minus:
Apabila hanya memiliki pendidikan terakhir sarjana, berarti hal tersebut
membuat kita harus bersaing lebih kompetitif lagi. Persaingan yang ketat dari
banyaknya lulusan sarjana membuat kita harus punya usaha ekstra untuk mendapat
pekerjaan yang baik. Sesesorang yang hanya lulusan sarjana juga akan memiliki
karir yang mandek, artinya jenjang karirnya akan lambat. Berbeda halnya bila
dibandingkan dengan orang yang melamar kerja dengan gelar S2, akan lebih mudah
baginya untuk diterima dalam pekerjaan karena persaingan yang sedikit. Gelar S2
yang kita miliki juga akan menentukan posisi dan tentunya kompensasi yang akan
kita dapatkan. Pastinya akan lebih tinggi dibandingkan dengan seorang lulusan
sarjana, lebih cepat dalam hal jenjang karir, dan tentunya akan lebih dihargai
dan disegani karena ilmu yang kita miliki.
Whoaa, aku harap celingak celinguk setelah lulus ini akan segera berakhir dan menemukan kegiatan baru atau pekerjaan baru yang menyenangkan. Segala sesuatu sudah diatur oleh Allah swt.
Sesuatu yang tepat dan indah pada waktunya. Bismillah...
Komentar
Posting Komentar