Bagiku malam itu terasa berbeda. Seperti ada sebuah daya yang datang, melaju melesat menghantarkan aliran listrik ke ragaku. Di saat yang bersamaan pula, gelombang elektromagnetik memancar dengan kecepatan cahaya dan frekuensi yang tinggi. Membawa sebuah energi. Ada apa ini? Tidak seperti biasanya. Sudah hampir larut pun aku masih enggan menemui kasur. Kepalaku masih tertunduk ke arah layar ponsel, dengan lihainya jari-jariku menari menyusuri tombol keyboard. Sepasang mata yang tak beranjak dari layar, meski pancaran radiasi sudah memberikan efek lelah pada otot disekelilingnya. Tak usah kau tanyakan lagi bagaimana ekspresi wajahku membaca kata demi kata yang muncul pada perbicangan panjang itu.
Entah kenapa obrolan di awal terasa sangat lepas. Ia menanyakan berbagai macam hal yang membuatku ingin banyak bercerita. Sesaat aku mulai asyik mengetik tapi beberapa detik kemudian tertegun dan tersadar. Baru saja kenal dan belum benar-benar mengenalnya. Makhluk asing dari dimensi mana ia ini? Dengan cepat kutekan tombol silang pada keyboard untuk menghapus cerita panjang kali lebar itu. Aku menekan tombol enter setelah selesai mengetik garis besarnya saja.
Di sisi lain, rasa penasaranku kian bertambah. Tanpa kusadari waktu sudah menunjukkan pukul 1 malam lebih. Ia mengingatkanku untuk segera menemui kasur yang sudah menunggu sedari tadi. Seraya pamit dan berharap bisa berbincang kembali di waktu berikutnya, ia mengucapkan selamat tidur.
Otakku masih kuat bekerja, untuk memikirkan siapa dia. Namun, karena malam semakin larut, ku putuskan untuk segera masuk ke alam bawah sadar.
Entah kenapa obrolan di awal terasa sangat lepas. Ia menanyakan berbagai macam hal yang membuatku ingin banyak bercerita. Sesaat aku mulai asyik mengetik tapi beberapa detik kemudian tertegun dan tersadar. Baru saja kenal dan belum benar-benar mengenalnya. Makhluk asing dari dimensi mana ia ini? Dengan cepat kutekan tombol silang pada keyboard untuk menghapus cerita panjang kali lebar itu. Aku menekan tombol enter setelah selesai mengetik garis besarnya saja.
Di sisi lain, rasa penasaranku kian bertambah. Tanpa kusadari waktu sudah menunjukkan pukul 1 malam lebih. Ia mengingatkanku untuk segera menemui kasur yang sudah menunggu sedari tadi. Seraya pamit dan berharap bisa berbincang kembali di waktu berikutnya, ia mengucapkan selamat tidur.
Otakku masih kuat bekerja, untuk memikirkan siapa dia. Namun, karena malam semakin larut, ku putuskan untuk segera masuk ke alam bawah sadar.
Komentar
Posting Komentar